Sistem Mikro Irigasi Otomatis

Pernahkah anda mendengar tentang sistem mikro irigasi? Atau disebut juga sistem irigasi tetes (drip irrigation)?

Saat mahasiswa saya, Adi Laksmono, mengajukan topik ini sebagai proyek akhir kuliah, saya juga belum pernah mendengarnya. Ternyata sistem irigasi ini penting untuk daerah lahan kering dan ketersediaan air terbatas. Berikut keterangan yang saya ambil dari situs jurusan Ilmu Tanah Unpad tentang latar belakang irigasi tetes :

Semakin meningkatnya kebutuhan air, ketersediaan air yang terbatas, dan perhatian terhadap kualitas air, menyebabkan penggunaan air secara efektif menjadi sangat penting. Sistem irigasi pertanian harus bisa menyediakan air dalam tingkat, jumlah, dan waktu yang dibutuhkan. Sistem irigasi harus direncanakan, dirancang, dan dioperasikan secara efisien sehingga memerlukan suatu pemahaman menyeluruh tentang hubungan tanaman, tanah, persediaan air, dan kemampuan sistem irigasi.

Kembali ke sistem otomatis, Adi mengawalinya dengan menampung air ke dalam tandon yang dilengkapi dengan sensor ketinggian air di bagian atas dan bawah, sehingga tandon dapat diisi secara otomatis jika habis.

Kemudian Adi meletakkan sensor kelembaban di sawah untuk mengukur kelembaban tanah sehingga hanya tanah dengan kelembaban tertentu yang akan diberikan air (berupa tetesan). Hal ini tentunya berujung kepada efisiensi penggunaan air. Selain itu, sistem juga dapat diatur untuk menyala pada jam – jam tertentu dengan fasilitas real time clock dari PLC.

Sebagai panel pengendali bagi pengguna, selain tombol START – STOP, juga disediakan indikator jika tanah sudah sekian kali mendapat siklus pengairan tetes.

Mimpi terakhir Adi adalah menggunakan panel surya (solar cell) bersama battery (yang dicharge oleh panel surya) untuk menjalankan sistem ini. Namun karena ini masih mimpi (plus keterbatasan dana dan scope mata kuliah), untuk kali ini hanya dibuatkan maketnya saja :).

Sebagai tambahan, berikut perencanaan pengkabelan dan penempatan PLC yang bagus dari Adi.

Sehingga sistem akhirnya berwujud seperti ini.

Overall, it’s the best system in this exhibition!. Good job Adi, I like it! (dengan logat seperti Rianti – IMB)

10 thoughts on “Sistem Mikro Irigasi Otomatis

  1. Projek yang menarik. Saya pernah mengerjakan kontrol PID untuk pemberian nutrisi tanaman pada lettuce dengan pengaturan pH dan EC. Jadi dimulai dari penyemaian lettuce hingga akhirnya dapat dikonsumsi pada rapat Dosen (waktu itu saya masih mahasiswa). Ingin sekali mengimplementasikannnya pada kehidupan sehari-hari, namun rasanya banyak kendala.
    Dengan adanya blog ini, saya sepakat, akan merangsang pembaca. Sukses terus.

    Like

    1. Salut mas Albert buat hasil project-nya.. Semoga bangsa kita makin mandiri dalam hal teknologi dengan menerapkannya pada kehidupan sehari – hari..
      Sukse juga mas..

      Like

  2. Iya pak handy, itu bagus untuk diajukan ke PKM. Tujuan PKM juga demikian.
    Tapi selain PKM ada lomba2 lain banyak yang dapat diikuti u/ dapat mendorong masyarakat setelah melihatnya.

    Like

    1. Trims dorongannya pak Koes.
      Btw, karya ini bukan TA namun tugas akhir kuliah (pengganti UAS).
      Memang seharusnya ada pengembangan untuk setiap ide, shingga tidak menjadi “tumpukan ilmu”. Tapi hal tersebut memang tidak mudah karena keterbatasan dana/donatur, siapa yang mengembangkan model bisnis, dst. Selain itu tujuan tugas ini memang hanya merangsang ide, sehingga saat bekerja nanti mereka cukup kreatif dan benar – benar mampu mewujudkan karya sebenarnya.. Jadi tidak ada keharusan mengembangkannya.
      Nah, untuk karya ini saya memang minta mahasiswa (Adi) untuk mengajukannya sebagai proposal Program Kreativitas Mahasiswa, supaya dapat dana dan ada kelompok tani yang memanfaatkannya.
      Doain supaya berhasil ya :)..

      Like

  3. mantabs juga TAnya nih
    maju terus mas Adi ^^

    Bisa diaplikasikan ke pola cocok tanam hidroponik tuh pak Handy. Sistem pemberian nutrisi (pupuk cair)pada hidroponik ada macem2, salah satunya pake drip irigation.

    Oh iya ngomong2 tentang hidroponik, bisa dijadikan ide TA tuh. mulai dari pengaturan suhu dan RH di greenhousenya, sampe pengaturan pemberian nutrisinya. Untuk pemberian nutrisi metoda NFT (nutrient film technic) dan rakit apung harus diukur nilai kandungan Electro conductivity-nya. Nah, jadi bisa dibuat tuh sensor ECnya.

    Like

  4. Adi Laksmono

    mohon bimbingannya pak agar selalu bisa lenih baik lagi dalam project-project selanjutnya, tanpa bimbingan pak handy saya tidak mungkin bisa mengerjakan ini semua. automasi-1 adalah kuliah yang paling berkesan bagi saya.. terima kasih pak.

    Like

    1. Sama – sama Adi. Semoga apa yang kamu dapat di kuliah ini benar – benar bermanfaat untuk masa depan kamu.
      Btw, kalau mahasiswa semua “niat” kaya kamu, dosen manapun pasti semangat mengajarnya.. 🙂

      Like

Leave a comment